REMBUG GAYENG REBOISASI DAN PENGHIJAUAN MAGETAN

REMBUG GAYENG REBOISASI DAN PENGHIJAUAN MAGETAN

Dengan kemajuan zaman yang saat ini semakin banyak produk-produk yang tidak ramah lingkungan dan dapat merusak alam serta lingkungan kita. Penghijauan dan Reboisasi merupakan salah satu cara untuk menyelamatkan lingkungan.
Dengan melakukan reboisasi dan gerakan hijau/penghijauan akan memperbaiki kualitas lingkungan dan kehidupan ekosistem.

Salah satu upaya Pemerintah Kabupaten Magetan yang terus digalakkan untuk meminimalisasi kerusakan lingkungan salah satunya dengan penghijauan dan reboisasi. Penghijauan dan reboisasi adalah salah satu kegiatan penting yang harus segera dilaksanakan secara konspetual dalam menangani krisi lingkungan.

Untuk saat ini Pemerintah Kabupaten akan melaksanakan penghijauan dan reboisasi yang dilakukan dalam konsep klaster-klaster sesuai letak, kesesuaian tumbuhan dalam suatu lokasi dengan jenis tanaman pohon yang bisa menyerap air ( beringin, duwet dll ) dengan baik dan jenis tanaman produktif ( durian, alpukat, sukun dll ).

” Penanaman harus dilakukan pada musim yang tepat dan harus dirawat, proses penanaman harus diawal musim hujan dan harus selalu dipantau serta dirawat. Belajar dari proses penghijauan di Sumber Dawuhan Desa Trosono Kec. Parang yang tingkat tumbuhnya 98 persen.
Selain penghijauan dan reboisasi kita harus membuat sumur resapan dan itu bisa dimulai dari Kantor Kelurahan dan Balai Desa, hal itu untuk menampung air hujan dan seterusnya air akan masuk lagi kedalam tanah.
Selain itu juga perlu pembangunan embung di desa-desa.
Di akhir sambutan Bupati menyampaikan senyampang kita ditakdirkan Tuhan untuk mengambil keputusan, membuat kebijakan maka mari kita gunakan dengan baik dan itu untuk anak cucu kita . ” Jelas Bupati Magetan dalam acara “Rembuk Gayeng Reboisasi dan Penghijauan di Wilayah Magetan dengan program “GOTONG ROYONG REBOISASI DAN PENGHIJAUAN MAGETAN ” DISINGKAT GRRPM.
yang dilaksanakan di Pendapa Surya Graha Rabu, 27/10/2021.

Sementara itu Bapak Agus Raharjo yang hadir sebagai salah satu narasumber menyampaikan ” kita menargetkan dalam tahun pertama aliran sungai Gandong sampai wilayah barat dan wilayah selatan Parang, Lembeyan. Mari kita melakukan identifikasi pada sumber-sumber air yang sudah tidak optimal debit airnya, mari kita tanami dan untuk dicari solusi jenis tanaman yang sesuai dengan wilayahnya, dipilihkan jenis tanaman produktif seperti durian, alpukat dll. Serta tahun berikutnya kita geser ke wilayah yang lain “.
(Prokopim/gtm/KD1).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *