MELESTARIKAN BUDAYA MELALUI PERTUNJUKAN SENI GAPLIKAN
Bangsa kita adalah bangsa yang berbudaya dan berkesenian yang menjunjung tinggi nilai-nilai adat istiadat leluhur, sudah seyogyanya kita sebagai generasi penerus senantiasa menjaga api budaya tetap berkobar tak lenyap diterpa zaman.
Bangsa Indonesia sendiri memiliki banyak budaya adat yang menampilkan seni dalam pelaksanaanya, salah satunya kesenian ‘gaplikan’, mungkin sebagian dari kita masih asing dengan kesenian ini.
Gaplikan sendiri diambil dari kata ‘gaplik’ yang merupakan singkatan dari “gambaran petunjuk liwat kesenian”. Keberadaan tari gaplik diperkirakan sudah eksis sejak pra-kemerdekaan Indonesia dan rutin dipentaskan dalam acara ‘bersih desa’ di beberapa Desa di wilayah Ngawi dan Magetan.
Salah satu Desa yang rutin mengadakan kesenian gaplikan adalah Desa Bayem Wetan, Kecamatan Kartoharjo, Magetan.
Bertempat di kediaman Kepala Desa Bayem Wetan, pada Jumat malam (29/7) mengadakan pentas seni gaplikan dalam rangka memperingati Bersih Desa Bayem Wetan.
“Merupakan puncak peringatan Bersih Desa Bayem Wetan dan telah dilakukan secara turun-temurun” terang Sugito, Kepala Desa Bayem Wetan.
Bupati Magetan, Dr. Drs. H. Suprawoto, S.H., M.Si dalam sambutannya mengungkapkan apresiasinya kepada Kepala Desa dan Masyarakat Bayem Wetan dalam melestarikan kesenian gaplikan.
“Terimakasih kepada Kepala Desa dan Masyarakat Bayem Wetan atas kesadarannya untuk tetap melestarikan seni gaplikan ini” ungkap Bupati.
Bupati juga berpesan agar tetap pertahankan budaya kita.
“Jangan sampai kita tercabut dari akar budaya kita” pesan Bupati.
Hadir dalam giat malam ini Bupati Magetan didampingi Forkopimca Kartoharjo dan Kepala Desa se-Kartoharjo.
(Prokopim/lio/be