MENGENAL INDONESIA DALAM HARMONI KEBHINEKAAN
Pada abad ke -14, Mpu Tantular salah satu pujangga terkenal dari Majapahit menelurkan sebuah kakawin terkenal yang kelak disalah satu kutipannya menjadi semboyan bernegara dan berbangsa masyarakat ‘Nusantara’, kakawin yang istimewa karena mengajarkan toleransi dalam menjalin perbedaan, ialah kakawin Sutasoma dengan Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi tetap satu).
Sebagian besar masyarakat Indonesia pasti tidak asing dengan frasa ‘Bhinneka Tunggal Ika’ yang kokoh dicengkeram sang Garuda Pancasila, tapi tidak semua mampu mengimplementasikan dan menghayati makna yang terkandung.
Untuk lebih meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya konsepsi pluralisme berbangsa dan bernegara, tentu perlu dilakukan upaya-upaya untuk menguatkannya, salah satunya dengan dialog kebangsaan, seperti halnya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Magetan melalui Bakesbangpol hari ini, Jumat (7/10) di Pendapa Surya Graha.
Bupati Magetan dalam sambutannya yang disampaikan oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat mengungkapkan jika kegiatan ini merupakan rangkaian dari kegiatan hari jadi Magetan yang ke 347 tahun serta salah satu upaya meningkatkan pemahaman tentang keberagaman.
“Kita punya Wonomulyo sebagai replikasi kebhinekaan di Kabupaten Magetan,” tambahnya.
Sebagai narasumber dialog Deputi 6 bidang Kesatuan Bangsa Kemenko Polhukam RI pada kesempatan ini mengungkapkan kebangsaan yang majemuk tidak menghilangkan identitas keberagaman yang ada (atau upaya penyeragaman).
“Identitas kebangsaan ada pada ide, gagasan, cita-cita hidup merdeka untuk meraih kesejahteraan bersama, sebagaimana harapan para pendiri bangsa dulu,” ungkapnya.
Disampaikan pula bahwa memaksakan keseragaman dalam mengelola kehidupan bernegara dan berbangsa akan menciptakan sebuah konflik sosial yang akan menghancurkan suatu negara.
“Salah satunya politik identitas, ini akan membuat konflik pada bangsa yang plural,” tambahnya
Tentu sebagai bangsa yang majemuk, menjaga harmoni bersama kebhinekaan merupakan suatu kewajiban setiap warga negara dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara, tak terkecuali masyarakat Magetan.
Hadir dalam dialog kebangsaan kali ini Deputi 6 Kesbang Kemenko Polhukam bersama Sekretaris Deputi 6 Bidang Koordinasi Kesbang serta Asisten Deputi bidang Kesadaran Bela Negara, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat yang mewakili Bupati Magetan, Anggota DPRD Provinsi Diana Sasa, Forkopimda Magetan dan peserta dialog kebangsaan.
(Prokopim/lio