Melalui Perangkatan HUT Ke- 72 IBI, Wujudkan Pelayanan Bidan Lebih Baik
Hari Bidan Nasional diperingati setiap tanggal 24 Juni, hal ini sekaligus menandai berdirinya Ikatan Bidan Indonesia (IBI).
Dalam rangka HUT Ke- 72 Ikatan Bidan Indonesia pada hari ini, Selasa 27 Juni 2023 bertempat di gedung PGRI Magetan Pengurus Cabang IBI Kabupaten Magetan menggelar Seminar Ilmiah “Upaya Peningkatan Kesehatan Reproduksi Melalui Deteksi Dini Keganasan”.
Dalam kesempatan yang sama juga dilaksanakan launching BIMA SAKTI ( Bidan Magetan Siap Turunkan AKI, AKB dan Stunting ). Ketua IBI Kabupaten Magetan Nurul Farida Hidayah, A.Md., S.KM mengatakan, jika Bima Sakti ini akan menekankan pada kegiatan yang inovatif, kegiatan yang bisa diimplementasikan serta direplikasikan pada ranting-ranting. Menurutnya, jika inovasi yang telah dilakukan bidan di Magetan ini murah dan punya daya ungkit yang sangat besar dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan stunting.
Dalam sambutannya Bupati Magetan Suprawoto berkata, bahwa segala sesuatu itu dimulai dari hulunya dalam hal ini dari keluarga, ” Oleh sebab itu saya menginginkan bahwa saya tidak ingin menciptakan keluarga saya menjadi beban masyarakat, justru sebaliknya saya menginginkan keluarga saya memberi manfaat kepada orang banyak, oleh sebab itu harus kita mulai dari diri kita atau dari hulunya,” kata Bupati Suprawoto.
Beliau berpesan kepada para bidan di Magetan, dimasa kepemimpinannya tidak akan mempersulit anggota IBI dalam memperdalam ilmu, tetapi Bupati Suprawoto menginginkan agar bidan di Magetan menuntut ilmu pada lembaga pendidikan yang berkualitas dan dirinya siap memfasilitasi untuk bidan di Magetan mendapatkan lembaga pendidikan yang berkualitas seperti yang saat ini sudah berjalan.
Bupati Suprawoto berharap, nantinya dapat tercipta sumber daya manusia yang kompeten, sesuai dengan tuntutan kebutuhan jaman selain untuk mewujudkan cita-cita Magetan menjadi sesuatu yang beda dengan wilayah lain yaitu dengan keunggulan SDM yang dimiliki.
“Orang terpelajar itu pemilik masa lalu, sementara pemilik masa depan adalah orang terpelajar yang terus belajar,” pungkasnya.
(Prokopim/gtm/KD1