RAKOR PENANGGULANGAN INFLASI DI DAERAH DENGAN MENDAGRI
Pandemi membawa dampak negatif bagi berbagai sektor kehidupan global, salah satunya adalah disektor ekonomi. Menyikapi gejolak ekonomi yang tengah berlangsung secara global. Presiden memerintahkan untuk melakukan langkah antisipatif penanganan inflasi di daerah yang mungkin akan berdampak secara nasional.
Pada hari ini, Selasa (30/8), rakor penanganan pun digelar secara luring untuk mengantisipasi terjadinya inflasi oleh Kemendagri dan dipimpin langsung oleh Mendagri, Tito Karnavian.
Mendagri mengungkapkan jika saat ini inflasi di dunia cukup tinggi yangmana hal tersebut memberikan efek domino di masyarakat.
“Menyebabkan krisis keamanan dan politik, (sebagai contoh) seperti Srilanka, tentu hal tersebut jangan sampai terjadi di Indonesia,” ungkapnya.
Disebutkan pula oleh Mendagri jika saat ini Pemerintah telah langkah antisipatif yang disebutnya sebagai langkah ‘Shock Absorber’.
“Ibarat pada kendaraan, langkah antisipatif yang dilakukan oleh Pemerintah ini merupakan ‘Shock Absorber’ yang diharapkan mampu meredam gejolak inflasi nasional, yaitu berupa subsidi,” tambahnya.
Diketahui bahwa saat ini subsidi dan kompensasi energi tahun 2022 sebesar Rp. 592,4 T dengan rincian subsidi energi sebesar Rp 208,9 triliun dan kompensasi energi sebesar Rp 293,5 triliun.
Kepala BPS, Margo Yuwono dalam paparannya mengungkapkan untuk andil komoditas sendiri periode Januari – Juli 2022, cabai merah serta bawang merah menunjukkan tren gejolak kenaikan harga.
“Komoditas ini yang perlu kita pantau terus agar tidak menyebabkan inflasi,” terangnya.
Rakor kali ini diikuti secara daring oleh Mendagri bersama jajarannya, Menko Marves, seluruh Kepala Daerah di Indonesia dan secara daring Bupati Magetan yang diwakilkan Asisten serta perwakilan Forkopimda Magetan.
(Prokopim/lio/ahm