UNESA CIPTAKAN DEWA DAN NAGA DI MAGETAN
Sahabat Prokopim,
Dalam berbagai literatur kuno, Dewa dan Naga kerap diidentikkan sebagai maujud dari analogi kekuasaan, kebaikan dan keberuntungan. Sebagai garis besarnya, Dewa dan Naga adalah berlambang kedigdayaan suatu individu, kelompok masyarakat bahkan negara.
“Kalau ingin daerah itu maju, harus mempunyai ‘Dewa dan Naga’,” terang Bupati Magetan saat memberikan kuliah umum rekognisi pembelajaran lampau (RPL) Unesa di Pendapa Surya Graha, Senin (4/9). Kalimat perihal ‘Dewa dan Naga’ tersebut tidak serta-merta bak pulung yang jatuh dari langit, kiasan yang tertutur diambil dari kalimat Dahlan Iskan yang sehari sebelumnya mengungkapkan makna dari ‘Dewa dan Naga’ tersebut di Pendapa Surya Graha dan kemudian mengilhami Bupati Magetan itu coba dikorelasikan dengan keadaan Magetan saat ini.
“Bagaimana kalau daerah tersebut tidak punya ‘Dewa dan Naga’? Unesa di Magetan hadir dalam rangka menciptakan ‘Dewa dan Naga’ di Magetan,” tegasnya.
Kembali ke topik yang sebelumnya sempat disinggung tentang RPL Unesa di Magetan, untuk Magetan sendiri setidaknya ada 148 Mahasiswa yang ikut dalam RPL.
“Beberapa prodi yang ditawarkan dalam RPL kali ini meliputi 5 prodi yaitu S1 Manajemen Pendidikan, Teknik Informatika, Administrasi Negara, S2 Manajemen dan S2 Hukum,” jelas Drs. Martadi M.Sn, Direktur Lembaga Pendidikan dan Sertifikasi Profesi Unesa.
Rektor Unesa yang biasa disapa dengan Cak Hasan yang hadir dalam kuliah umum kali ini berpesan jika di-era yang penuh ketidakpastian ini yang mampu bertahan adalah mereka yang cepat beradaptasi. “Siapa yang cepat beradaptasi pasti akan jadi pemenangnya, seperti halnya daerah yang SDM nya cepat beradaptasi dia yang akan jadi pemenangnya,” ungkapnya.
Hadir dalam giat kali ini Bupati Magetan, Rektor Unesa Surabaya bersama jajaran civitas akademika, Rektor Unika Kediri, Sekdakab Magetan dan jajaran OPD terkait.
(Prokopim/lio/ahm/KD1).