FESTIVAL JENANG CANDIREJO, AJANG PROMOSI KULINER WARISAN NENEK MOYANG
Sebuah terobosan dilakukan oleh Pemerintah Desa Candirejo untuk mempromosikan potensi daerahnya. Melalui ajang Festival Jenang Candirejo, Pemerintah Desa setempat ingin menguatkan ikon desanya yaitu jenang Candi. 4444 porsi jenang berbagai varian disiapkan panitia pada gelaran tersebut. Ada jenang grendul, jenang ketan, jenang mutiara, jenang sumsum,jenang pati garut, jenang ketan hitam dan jenang kacang hijau. Ribuan porsi jenang tersebut habis dalam waktu sekejap.
Gelaran tersebut menyedot animo ribuan warga setempat untuk berpartisipasi. Industri Kecil Menengah di desa Candirejo antusias dengan gelaran yang baru digelar kali pertama tersebut.
Kepala desa Candirejo, Moh.Soleman menuturkan acara tersebut dilaksanakan untuk mempromosikan ikon jenang Candirejo. Selain itu sebagai ajang promosi industri yang ada di Candirejo. Harapannya gelaran tersebut menjadi pelecut kebangkitan industri kecil Candirejo agar bisa terus berkembang. Kedepan gelaran tersebut akan menjadi agenda tahunan yang bisa menjadi ajang promosi dan destinasi wisata di kabupaten Magetan.
Lebih lanjut Soleman menjelaskan angka 4444 memiliki makna bahwa desa Candirejo terdiri dari 4 RW. Selain itu angka tersebut memiliki makna 4 Sholawat, dengan harapan semoga desa Candirejo diberikan keberkahan oleh Allah SWT.
Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Magetan, Bambang Setyawan menyambut baik gelaran tersebut. Desa-desa di Magetan saling adu terobosan untuk mengembangkan potensi daerahnya masing-masing. Hal tersebut senada dengan upaya Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Magetan untuk membangun desa wisata yang mengangkat kearifan lokal masing-masing daerah.
Festival Jenang Candirejo menjadi ajang expo usaha kecil menengah setempat. Tampak beberapa stan menjajakan produk makanan olahan, jamu tradisonal, dan kerajinan kulit. Tidak hanya jenang Candi yang melegenda, desa Candirejo juga menjadi sentra kerajinan kulit sejak dulu.
Gelaran tersebut juga dimeriahkan dengan hiburan seni reog “SINGO BUDOYO” yang menampilkan 15 dadak merak sekaligus.
.