PAMERKAN EKSOTISME KERIS DALAM PAGELARAN ‘TOSAN AJI’ 2022


Jika ditarik kebelakang menyusuri lini waktu sejarah nusantara, dhuwung atau biasa disebut dengan keris sudah menjadi dari bagian sejarah yang tidak bisa dilupakan maupun dianggap sebelah mata eksistensinya. Berbagai sumber literatur deskriptif dan simbolisme pada relief candi lampau banyak memberikan informasi terkait keris. Dari Ken Arok dengan Perang Ganter (1221-1222 M) sampai dengan Revolusi Nasional Indonesia, keris sering digunakan sebagai senjata perang.

Pada masa sekarang penggunaan keris sudah beralih sebagai ‘ageman’ dalam berbusana yang memiliki sejumlah simbol budaya maupun sebagai benda koleksi estetika. Keris sendiri sudah ditetapkan sebagai Karya Agung Warisan Budaya Kemanusiaan Lisan dan non bendawi yang berasal dari Indonesia oleh UNESCO.

Berkaca dari paragraf sebelumnya akan eksistensi keris dalam kepingan sejarah nusantara dan untuk meningkatkan kepekaan generasi penerus akan simbolisme budaya pada keris serta memperingati Hari Keris Dunia, Pemerintah Kabupaten Magetan melalui Disparbud, menggandeng Paguyuban Sejarah Kebudayaan dan Ekonomi Kreatif (Pekatik) serta komunitas Tosan Aji se-Magetan pada Kamis malam (24/11) bertempat di Pendapa Surya Graha menggelar pameran Tosan Aji. Pun tak kurang dari 235 keris dan pelbagai benda pusaka dipamerkan pada pagelaran yang bertajuk Jaya Jayaning Nuswantoro ini.

Selain pameran Tosan Aji, akan digelar pula Tangguh Tosan Aji, Sarasehan, Workshop Pande, Perawatan Tosan Aji serta bursa Tosan Aji dan aksesoris pelengkapnya. “Melalui pameran ini, diharapkan warga Magetan bisa mengerti dan paham dengan pusaka yang merupakan warisan budaya dan patut untuk kita lestarikan bersama,” ungkap Bupati Magetan, Suprawoto, dalam pembukaan acara kali ini.

“Kita tahu bahwa keris adalah warisan nenek moyang kita yang diakui dunia (melalui UNESCO), ini merupakan bagian dari budaya kita,” pesannya.

Turut meramaikan suasana berbagai tari tradisional dan seni tongkling ditampilkan para pementas untuk menghibur tamu undangan yang hadir dalam pagelaran malam hari ini.

Hadir di Pendapa Surya Graha, Bupati Magetan beserta Wakil Bupati Magetan, Sekdakab Magetan, Forkopimda, OPD terkait dan para pegiat budaya.
(Prokopim/lio/ahm

Pada masa sekarang penggunaan keris sudah beralih sebagai ‘ageman’ dalam berbusana yang memiliki sejumlah simbol budaya maupun sebagai benda koleksi estetika. Keris sendiri sudah ditetapkan sebagai Karya Agung Warisan Budaya Kemanusiaan Lisan dan non bendawi yang berasal dari Indonesia oleh UNESCO.

Berkaca dari paragraf sebelumnya akan eksistensi keris dalam kepingan sejarah nusantara dan untuk meningkatkan kepekaan generasi penerus akan simbolisme budaya pada keris serta memperingati Hari Keris Dunia, Pemerintah Kabupaten Magetan melalui Disparbud, menggandeng Paguyuban Sejarah Kebudayaan dan Ekonomi Kreatif (Pekatik) serta komunitas Tosan Aji se-Magetan pada Kamis malam (24/11) bertempat di Pendapa Surya Graha menggelar pameran Tosan Aji. Pun tak kurang dari 235 keris dan pelbagai benda pusaka dipamerkan pada pagelaran yang bertajuk Jaya Jayaning Nuswantoro ini.

Selain pameran Tosan Aji, akan digelar pula Tangguh Tosan Aji, Sarasehan, Workshop Pande, Perawatan Tosan Aji serta bursa Tosan Aji dan aksesoris pelengkapnya. “Melalui pameran ini, diharapkan warga Magetan bisa mengerti dan paham dengan pusaka yang merupakan warisan budaya dan patut untuk kita lestarikan bersama,” ungkap Bupati Magetan, Suprawoto, dalam pembukaan acara kali ini.

“Kita tahu bahwa keris adalah warisan nenek moyang kita yang diakui dunia (melalui UNESCO), ini merupakan bagian dari budaya kita,” pesannya.

Turut meramaikan suasana berbagai tari tradisional dan seni tongkling ditampilkan para pementas untuk menghibur tamu undangan yang hadir dalam pagelaran malam hari ini.

Hadir di Pendapa Surya Graha, Bupati Magetan beserta Wakil Bupati Magetan, Sekdakab Magetan, Forkopimda, OPD terkait dan para pegiat budaya.
(Prokopim/lio/ahm

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *