PEMKAB LIRIK MAGGOT SEBAGAI SOLUSI PENGELOLAAN SAMPAH DI MAGETAN


Masih dalam rangkaian studi tiru di Provinsi Riau, hari ini , Senin (23/1) Bupati Magetan bersama rombongan menuju Kabupaten Kampar, Riau. Di Bumi Sarimadu ini sendiri Bupati mengunjungi PT. Bio Cycle untuk melihat serta mempelajari pengelolaan sampah dengan metode maggot (larva lalat Black Soldier Fly/BSF) sebagai pengurai.

Perwakilan dari PT. Bio Cycle, Budi Tanaka menjelaskan jika maggot tidak hanya berguna bagi pengelolaan sampah tapi juga sebagai pupuk pertanian dan pakan ikan.

“Alur budidaya maggot diawali dari telur lalat BSF lalu ditetaskan sampai menjadi larva, kemudian maggot itu diberikan makan dari limbah organik yang biasanya dari sampah dapur seperti nasi, buah atau sayur, kemudian dalam waktu 14 hari, larva itu akan membesar dan digunakan untuk pakan ikan maupun pakan ternak,” terangnya.

Untuk kebutuhan pangan maggot sendiri, Budi menambahkan jika perbandingan 1:8 bisa dijadikan acuan untuk pemberian pakan maggot itu sendiri.

“Artinya, untuk 1 kg maggot, diperlukan kurang lebih 8 kg sampah organik. Angka tersebut tentunya dapat berubah sesuai kondisi yang dihadapi,” paparnya.

Seperti yang diketahui bersama, isu lingkungan ini merupakan isu yang ‘cukup seksi’ untuk dibahas. Dinamika perubahan pola kehidupan manusia tentunya berdampak langsung kepada lingkungan, terutama masalah pengelolaan sampah tak terkecuali di Kabupaten Magetan.

Bupati mengapresiasi bagaimana maggot sebagai metode pengolah sampah yang ramah lingkungan dan juga efektif. Tentu dari hasil kunjungan kali ini kedepan bisa diterapkan di Magetan sehingga permasalahan sampah dengan segala ‘lelungitnya’ mampu untuk segera terurai.
(Prokopim/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *